Teman-teman pasti sudah
tidak asing lagi dengan istilah sabun karena sabun sudah seperti keperluan
penting dalam kehidupan sehari-hari sebagai alat pembersih dan pencuci. Begitu
pula dengan sabun transparan, sabun transparan memiliki fungsi yang sama dengan
sabun lainnya. Namun, sabun transparan memiliki kelebihan dibandingkan dengan
sabun biasa yakni memiliki tampilan yang transparan dan lebih berkilau serta
mampu menghasilkan busa yang lebih lembut dikulit.
Sabun didefinisikan sebagai surfaktan
yang digunakan untuk mencuci dan membersihkan, bekerja dengan bantuan air. Sedangkan
surfaktan (Surface Active Agents)
adalah bahan yang menurunkan tegangan permukaan suatu cairan diantara muka fasa
(baik gas-cair maupun cair-cair) sehingga mempermudah penyebaran dan
pemerataan. Untuk sabun transparan sendiri sering disebut sebagai sabun
gliserin. Disebut demikian karena pada proses pembuatan sabun transparan
ditambahkan sekitar 10-15% gliserin.
Klasifikasi
Sabun
- Sabun cair à bentuk cair dan tidak mengental pada suhu kamar
- Sabun lunak/krim à seperti pasta dan sangat mudah larut
- Sabun keras/padat à dibuat dari lemak yang padat atau dari minyak yang dikeraskan dengan proses hidrogenasi, asam lemaknya jenuh dan mempunyai BM tinggi serta sukar larut dalam air. Sabun padat (batangan) dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:
·
Sabun
Opaque (tidak transparan)
·
Sabun
Translucent (agak transparan)
·
Sabun
Transparan (sangat transparan)
Untuk membuat sabun transparan sendiri
tidaklah sulit. Bahan kimia dan cara pembuatannya cukup mudah sehingga dapat
dibuat dengan peralatan yang biasa digunakan sehari-hari.
Bahan yang
digunakan
- NaOH
- Ethanol
- Minyak
- Asam asetat
- Gliserol
- Gula
Alat yang
digunakan
- Beakerglass
- Pengaduk/stirrer
- Heater
- Cetakan
- Timbangan
- Termometer
Langkah
Kerja
a. Panaskan
ethanol dan NaOH hingga suhu 70oC
b. Panaskan
minyak hingga suhu 70oC
c. A
dan B dicampurkan sampai proses saponifikasi sempurna (terbentuk larutan yang
kental)
d. Tambahkan
asam stearat, gliserin dan gula sambil terus diaduk
e. Pemanasan
dan pengadukan terus dilakukan sampai seluruh campuran menjadi homogen
f. Tuangkan
campuran kedalam cetakan dan diamkan selama 24 jam hingga sabun mengeras
g. Keluarkan
sabun yang sudah mengeras dari cetakan.
Sabun dihasilkan oleh proses
saponifikasi yaitu hidrolisis lemak dengan alkali menjadi asam lemak dan
gliserol. Reaksinya sebagai berikut:
Untuk sabun yang dihasilkan dari reaksi
tersebut masih belum menjadi sabun. Jika ingin membuat sabun harus ditambahkan
dengan bahan pendukung seperti gula, gliserin dan ethanol.
Alkali yang digunakan yaitu NaOH,
karena NaOH memiliki sifat basa dan mampu menetralisir asam dan juga cepat
menyerap kelembapan. Selain itu, NaOH lebih lambat larut dalam air dibandingkan
KOH sehingga sabun yang dihasilkan keras. Fungsi dari ethanol pada proses
pembuatan sabun digunakan sebagai pelarut karena sifatnya yang mudah larut
dalam air dan lemak, serta ethanol digunakan untuk menjernihkan dalam pembuatan
sabun transparan. Penambahan asam stearat C18 pada suhu 70oC
bertujuan untuk mengeraskan dan menstabilkan busa. Asam stearat merupakan
monokarboksilat berantai panjang yang bersifat jenuh karena tidak memiliki
ikatan rangkap diantara atom karbonnya. Tak kalah pentingnya penambahan
gliserol dan gula pada suhu 80oC. Karena gliserol adalah produk
samping dari reaksi hidrolisis antara minyak nabati dengan air untuk
menghasilkan asam lemak. Gliserol merupakan humektan sehingga dapat berfungsi
sebagai pelembab kulit, pada kondisi atmosfer sedang maupun pada kondisi
kelembeban tinggi, gliserol dapat melembabkan kulit dan mudah dibilas. Sedangkan
gula bertujuan untuk membantu terbentuknya transparansi pada sabun. Penambahan gula
dapat membantu perkembangan kristal pada sabun sebagai anti bakteri, sebagai
pelembut, dan memperbanyak busa (improve
lathering).
Sekian info tentang pembuatan sabun
transparan semoga bermanfaat.
Salam,
Inka,, J

