Tuesday, July 8, 2014

Pembuatan Sabun Transparan



Teman-teman pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah sabun karena sabun sudah seperti keperluan penting dalam kehidupan sehari-hari sebagai alat pembersih dan pencuci. Begitu pula dengan sabun transparan, sabun transparan memiliki fungsi yang sama dengan sabun lainnya. Namun, sabun transparan memiliki kelebihan dibandingkan dengan sabun biasa yakni memiliki tampilan yang transparan dan lebih berkilau serta mampu menghasilkan busa yang lebih lembut dikulit.
Sabun didefinisikan sebagai surfaktan yang digunakan untuk mencuci dan membersihkan, bekerja dengan bantuan air. Sedangkan surfaktan (Surface Active Agents) adalah bahan yang menurunkan tegangan permukaan suatu cairan diantara muka fasa (baik gas-cair maupun cair-cair) sehingga mempermudah penyebaran dan pemerataan. Untuk sabun transparan sendiri sering disebut sebagai sabun gliserin. Disebut demikian karena pada proses pembuatan sabun transparan ditambahkan sekitar 10-15% gliserin.

Klasifikasi Sabun
  1. Sabun cair à bentuk cair dan tidak mengental pada suhu kamar
  2. Sabun lunak/krim à seperti pasta dan sangat mudah larut
  3. Sabun keras/padat à dibuat dari lemak yang padat atau dari minyak yang dikeraskan dengan proses hidrogenasi, asam lemaknya jenuh dan mempunyai BM tinggi serta sukar larut dalam air. Sabun padat (batangan) dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:

·         Sabun Opaque (tidak transparan)
·         Sabun Translucent (agak transparan)
·         Sabun Transparan (sangat transparan)
Untuk membuat sabun transparan sendiri tidaklah sulit. Bahan kimia dan cara pembuatannya cukup mudah sehingga dapat dibuat dengan peralatan yang biasa digunakan sehari-hari.

Bahan yang digunakan
  1.  NaOH
  2. Ethanol
  3. Minyak
  4.  Asam asetat
  5.  Gliserol
  6.  Gula

Alat yang digunakan 
  1. Beakerglass
  2. Pengaduk/stirrer
  3. Heater
  4. Cetakan
  5. Timbangan
  6. Termometer

Langkah Kerja 
a. Panaskan ethanol dan NaOH hingga suhu 70oC  
b. Panaskan minyak hingga suhu 70o
c. A dan B dicampurkan sampai proses saponifikasi sempurna (terbentuk larutan yang kental) 
d. Tambahkan asam stearat, gliserin dan gula sambil terus diaduk 
e. Pemanasan dan pengadukan terus dilakukan sampai seluruh campuran menjadi homogen 
f. Tuangkan campuran kedalam cetakan dan diamkan selama 24 jam hingga sabun mengeras 
g. Keluarkan sabun yang sudah mengeras dari cetakan.
Sabun dihasilkan oleh proses saponifikasi yaitu hidrolisis lemak dengan alkali menjadi asam lemak dan gliserol. Reaksinya sebagai berikut:


Untuk sabun yang dihasilkan dari reaksi tersebut masih belum menjadi sabun. Jika ingin membuat sabun harus ditambahkan dengan bahan pendukung seperti gula, gliserin dan ethanol.
Alkali yang digunakan yaitu NaOH, karena NaOH memiliki sifat basa dan mampu menetralisir asam dan juga cepat menyerap kelembapan. Selain itu, NaOH lebih lambat larut dalam air dibandingkan KOH sehingga sabun yang dihasilkan keras. Fungsi dari ethanol pada proses pembuatan sabun digunakan sebagai pelarut karena sifatnya yang mudah larut dalam air dan lemak, serta ethanol digunakan untuk menjernihkan dalam pembuatan sabun transparan. Penambahan asam stearat C18 pada suhu 70oC bertujuan untuk mengeraskan dan menstabilkan busa. Asam stearat merupakan monokarboksilat berantai panjang yang bersifat jenuh karena tidak memiliki ikatan rangkap diantara atom karbonnya. Tak kalah pentingnya penambahan gliserol dan gula pada suhu 80oC. Karena gliserol adalah produk samping dari reaksi hidrolisis antara minyak nabati dengan air untuk menghasilkan asam lemak. Gliserol merupakan humektan sehingga dapat berfungsi sebagai pelembab kulit, pada kondisi atmosfer sedang maupun pada kondisi kelembeban tinggi, gliserol dapat melembabkan kulit dan mudah dibilas. Sedangkan gula bertujuan untuk membantu terbentuknya transparansi pada sabun. Penambahan gula dapat membantu perkembangan kristal pada sabun sebagai anti bakteri, sebagai pelembut, dan memperbanyak busa (improve lathering).

Sekian info tentang pembuatan sabun transparan semoga bermanfaat.

Salam,

Inka,, J